Minggu, 17 April 2011

Rasio Keuangan Bank Aceh

Bulan Maret 2007-2008
Bulan Maret 2008-2009

Analisis CAMEL untuk Bank BPD Aceh

Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk mengetahui kondisi bank atau yang dikenal dengan Analisis Tingkat Kesehatan Bank merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam kurun waktu tertentu dan faktor yang mempengaruhinya, dengan menggunakan alat yang disebut CAMELS Rating System yaitu, Permodalan (Capital), Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earning Ability), Likuiditas (Liquidity, dan Sensivitas (Sensivity).
Table dibawah ini merupakan table perhitungan rasio Bank BPD Aceh triwulan 1 Maret pada tahun 2007-2009 yang diambil dari BI :

Analisis kesehatan Bank BPD Aceh

I.  Permodalan (Capital)

CAR (Capital Adequacy Ratio)  mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. CAR diperoleh dengan membandingkan modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut resiko yang dihitung dari bank yang bersangkutan.

Dari tahun 2007 sampai 2009 Bank DKI mengalami perubahan nilai rasio CAR yang memperhitungkan rasio kredit maupun pasar. Pada CAR yang memperhitungkan rasio kredit mengalami kenaikan pada tahun 2007 ke 2008 yaitu 19,45 menjadi 24,48. Dan pada tahun 2008 ke tahun 2009 juga mengalami kenaikan yaitu dari 24,48 menjadi 30,17.  Untuk CAR yang memperhitungkan rasio pasar mengalami kenaikan yaitu dari 18,55 menjadi 23,63 hingga menjadi 29,2  pada tahun 2009. Bank BPD Aceh berdasarkan rasio diatas mengalami kenaikan terus menerus yang menyatakan bahwa kinerja Bank tersebut bagus dari tiga tahun terakhir.

***Kesimpulannya adalah CAR dari Bank BPD Aceh dari tahun 2007 sampai 2009 telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan BI yaitu lebih dari 8%. Jika suatu Bank memiliki CAR dibawah 8% itu tandanya kesehatan bank tersebut perlu dipertanyakan. Semakin tinggi CAR pada suatu bank menunjukan bahwa bank tersebut dapat menanggung resiko yang mungkin timbul dari aktiva yang dimilikinya. Jika bank DKI ingin meningkatkan atau memperbaiki nilai CAR maka Bank BPD Aceh harus mengurangi atau memperkecil komitmen pinjaman  yang tidak digunakan, mengurangi jumlah pinjaman yang diberikan sehingga memperkecil resiko, menambah posisi modal dengan cara setoran tunai atau go public dan lain-lain. Aktiva tetap terhadap modal merupakan perbandingan aktiva tetap yang diniliki oleh Bank BPD Aceh terhadap modal sendiri.


II. Kualitas Aktiva

1. Aktiva produktif bermasalah.
Mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai 2009. Semakin tinggi nilai aktiva produktif yang bermasalah maka semakin tinggi resiko yang akan dihadapi oleh bank dari segi aktiva. Jika terdapat aktiva produktif yang bermasalah kemungkinan hal yang terjadi pada Bank BPD Aceh adalah aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan bahkan macet. Jenis aktiva produktif tersebut antara lain, kredit yang diberikan, surat berharga, penempatan dana pada bank lain serta penyertaan.  Menghitung perkembangan aktiva produktif bermasalah pada suatu bank digunakan perbandingan antara aktiva produktif yang bermasalah dengan total aktiva produktif.

2. PPA produktif terhadap aktiva produktif
PPA produktif atau penyisihan Penghapusan Aktiva produktif adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan tujuan menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Perubahan PPA produktif terhadap aktiva produktif dari tahun 2007 ke 2008 hanya mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 0,29, sedangkan dari tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan yang sedikit yaitu sebesar 0,1.

3. Pemenuhan PPA Produktif
Pemenuhan PPA Produktif  pada Bank BPD Aceh melebihi 100% diantaranya 115,51 pada tahun 2007, 119,86 pada tahun 2008 dan 128,37 pada tahun 2009. Pada persentase ini  artinya Bank BPD Aceh dapat menjamin resiko yang ditimbulkan dari aktiva yang produktif.


4. NPL
NPL ( Non Performing Loan ) yang dimiliki Bank BPD Aceh tidak terlalu besar ini berarti Bank BPD Aceh tidak mengalami kesulitan dalam penyaluran kredit atau bahkan gagal, jika ini terjadi maka bank akan kesulitan dalam mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat atau nasabah yang pada akhirnya akan berpengaruh pada penurunan laba bersih.

III.  Rentabilitas
Rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur dengan:

1.ROA
ROA (Return On Assets adalah rasio) yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan secara relative dibanding dengan total assetnya dengan kata lain ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset bank tersebut. Semakin tinggi ROA yang dimiliki bank maka semakin besar laba atau  yang didapat oleh bank tersebut serta semakin bagus pula posisi bank dari segi penggunaan asset yang biasanya akan meningkatkan saham dari bank tersebut. Rasio ROA pada Bank BPD Aceh dari tahun 2007 sampai 2009 menunjukan penurunan yaitu sebesar 0,45 dari tahun 2007 ke tahun 2008 dan mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2009 sebesar 2,46.

2.ROE
ROE (Return on Equity) adalah perbandingan keuntungan yang diperoleh bank dengan total modal sendiri. Semakin besar ROE maka semakin besar kenaikan laba bersih bank yang bersangkutan serta akan meningkatkan harga saham dan pembagian deviden kepada investor akan semakin besar pula. Bank BPD Aceh menunjukan kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 sebesar 24,64 di tahun 2008 sebesar 48,26 dan sebesar 48,53 pada tahun 2009. Berdasarkan rasio ini berarti menaikan laba bersih, harga saham dan deviden yang akan dibagikan kepada investor.

3.NIM
NIM (Net Interest Margin) adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif. NIM merupakan indikator untuk menunjukan tingkat efisiensi operasional suatu bank. Selama tiga tahun ini NIM pada Bank BPD Aceh mengalami kenaikan pada tahun 2007 sebesar 5,58 menjadi 7,5 pada tahun 2008. Dan pada tahun 2008 ke tahun 2009 juga mengalami kenaikan dari 7, 5 menjadi 7,74.

4.BOPO
BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapat operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Perbandingan rasio ini pada Bank BPD Aceh sebesar 65,38 pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 73 dan tahun 2009 sebesar 51,9. Jika menganut paradigma BOPO, tingkat efisiensi range harus mencapai 70% – 80%. Jika BOPO suatu bank ada pada range tersebut maka bank tersebut sudah efisien dan efektif dalam menjalankan operasionalnya. Pada tahun 2007 dan 2009 tingkat efisiensi Bank BPD Aceh berada pada titik yang kurang aman dan 2008 tingkat efiseinsi Bank BPD Aceh berada pada range yang aman.

 IV. Likuiditas

1. LDR
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Pada tahun 2007-2009 LDR pada Bank BPD Aceh mengalami kenaikan.



V. Kepatuhan

1. Persentase pelanggaran BMPK
Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih antara persentase BMPK yang diperkenankan terhadap persentase penyedia dana pada modal bank. Pada tahun 2007-2009 Bank BPD Aceh tidak melakukan pelanggaran BMPK.

2. Persentase Pelampauan BMPK
Pelampauan BMPK adalah selisih lebih antara  persentase BMPK yang diperkenankan dengan persentase penyediaan dana terhadap modal bank pada saat laporan dan tidak termasuk pelanggaran BMPK. Pada tahun 2007-2009 Bank BPD Aceh tidak melakukan pelampaun BMPK.

3. GWM
GWM (Giro Wajib Minimum) adalah perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. Pada tahun 2007 sebesar 11,82, tahun 2008 sebesar 14,02 dan tahun 2009 sebesar 5,74.

4. PDN
PDN (Posisi Devisa Netto) pada Bank BPD Aceh tidak dijelaskan rasionya. Tetapi jika ada,  dari ketiga tahun tersebut masih jauh dibawah ketentuan yang berlaku yaitu 20%.
Kesimpulan :
CAR, Likuiditas (ROA, ROE NIM) dan BOPO akan berpengaruh pada profitabilitas suatu bank. Bank BPD Aceh memiliki CAR yang tidak terlalu kecil namun cukup untuk menjamin resiko yang ditimbulkan dari aktiva, lalu memiliki BOPO yang ada pada range yang aman yaitu sekitar 70%-80% walaupun pada tahun 2009 melebihi 80%, dan memiliki angka ROA, ROE dan NIM yang menjamin sepenuhnya aman. CAR yang dimiliki bernilai positif lebih dari angka 10% dan Bank BPD Aceh tidak memiliki pelanggaran dan pelampauan BMPK.

Sabtu, 19 Maret 2011

Pertanyaan 3-39


Buku Analisis laporan keuangan karangan John. J. Wild dan K. R. Subramanyan.

Deskripsikan penjelasan laporan keuangan yang diperlukan untuk menggunakan teknik keuangan atas resiko kerugian atas pos luar neraca. Bagaimana penjelasan ini digunakan untuk membantu analisis keuangan?
Laporan keuangan yang mencatat tentang kerugian maupun kewajiban, misalnya kerugian piutang tak tertagih, kewajiban garansi produk. Kerugian disini dinamakan kerugian kontinjensi. Hal ini harus memenuhi dua kondisi agar dapat dicatat sebagai kerugian. Pertama, “besar kemungkinan” bahwa aktiva akan turun nilainya atau kewajiban akan timbul. Secara implicit, kondisi ini mensyaratkan besar kemungkinan terjadinya peristiwa kerugian dimasa depan. Kondisi kedua, jumlah kerugian harus “dapat estimasikan dengan memadai”.
Jika perusahaan tidak mancatat kerugian kontinjensi karena salah satu atau kedua kondisi tersebut tidak terpenuhi, perusahaan harus mengungkapkan kontinjensi dalam catatan tersebut melaporkan sifat kontinjensi dan estimasi kerugian atau kisaran kerugian atau melaporkan bahwa kerugian kontinjensi tersebut tidak dapat diestimasi.
Pos-pos diluar neraca terdiri dari surat hutang, obligasi yang dikeluarkan pemerintah kota, jaminan surat berharga komerial dan kontrak pertukaran mata uang asing.

Pertanyaan 3-8

Pada posting kali ini saya akan membahas pertanyaan pada buku Analisis laporan keuangan karangan K.R. Subramanyam dan John J. Wild edisi 10.
Kontrak utang biasanya membatasi kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumber daya dan menjalankan aktifitas bisnisnya. Hal tersebut sering disebut sebagai persyaratan utang.
a)     Identifikasi dimana informasi tentang pembatasan tersebut ditemui
b)     Definisikan margin keamanan sebagaimana diaplikasikan dalam kontrak utang dan jelaskan bagaimana dampak margin keamanan pada penilaian tingkat relative resiko perusahaan.
a)     Kreditor menetapkan pembatasan atau persyaratan untuk melindungi kepentingan mereka.  Pembatasan ini sering kali mengakibatkan perilaku manajemen yang dapat merugikan kepentingan kreditor. Pelanggaran atas pembatasan tersebut biasanya mengakibatkan “kegagalan teknis” yang menjadi dasar bagi kreditor untuk meminta pembayaran segera. Batasan kewajiban ini dapat mengurangi resiko kreditor. Batasan dalam tindakan manajemen beragam bentuknya termasuk :
-         Batasan distribusi deviden
-         Batasan modal kerja
-         Batasan debt to equity ratio
-         Batasan rasio utang terhadap equitas
-         Batasan klaim yang didahulukan atas asset
-         Batasan perolehan dan penghentian investasi
-         Batasan perolehan utang
Persyaratan tersebut membatasi penggunaan asset bersih dengan menahan kemampuan manajemen untuk mendistribusikan asset kepada pemegang saham baru dan pemegang saham sekarang atau kreditur baru. Banyak batasan berbentuk batasan akuntansi, contoh : pembatasan pembayaran deviden sering dinyatakan dalam bentuk jumlah laba ditahan minimum yang harus dimiliki perusahaan.
b)     Margin Keamanan mengacu pada seberapa jauh ketaatan saat ini melampaui persyaratan minimum, dan guna untuk memprediksi masalah-masalah atas masa pinjaman. Beberapa fitur penting dalam analisis kewajiban yang mungkin terlampir dalam kontrak utang..
-         Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran dan jumlahnya)
-        Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis
-        Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya
-    Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas dan ukuran keuangan lain.
-    Fitur konversi kewajiban yang bersifar difusi
            -    Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti deviden.

Pertanyaan 1-13

Dalam postingan kali ini saya akan membahas pertanyaan dari buku Analisis Laporan Keuangan. Karangan K.R SUBRAMANYAM & JOHN J.WILD. Edisi 10.


Jelaskan mengapa laporan keuangan penting bagi proses pengambilan keputusan dalam analisis keuangan . identifiksasi dan diskusikan juga beberapa keterbatasan laporan keuangan untuk kepentingan analisis.
*** Laporan keuangan mencerminkan status keuangan, kondisi perusahaan atas kejadian-kejadian ekonomi selama periode akuntansi dan merupakan pertanggung jawaban manajemen kepada pihak terkait dengan perusahaan. Dari laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen, kemudian dianalisis untuk memproses evaluasi prospek ekonomi dan resiko perusahaan yang akan terjadi. Dari analisis laporan keuangan ini dapat mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis. Karena kualitas analisis keuangan bergantung pada keandalan dan muatan ekonomis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan melibatkan komponen Akuntansi, keuangan dan analisis prospektif.
            Analisis lingkungan bisnis dan strategi adalah menilai situasi perekonomian dan industrinya serta untuk menilai kekuatan dan kelemahan kompetitif perusahaan, beserta peluang dan ancaman.
            Analisis akuntansi mencerminkan realitas ekonomi dengan mempelajari transaksi dengan peristiwa perusahaan.
Keterbatasan akuntansi mempengaruhi kegunaan laporan keuangan itu sendiri, ada beberapa masalah : Masalah perbandingan terjadi ketika menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi dan peristiwa yang sama. Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan informasi akuntansi dari peristiwa ekonomi. Hal ini disebabkan karena : kesalahan estimasi manajemen, memanipulasi dan mempercantik laporan keuangan, standar akuntansi itu sendiri.
            Analisis keuangan menilai kinerja keuangan dimasa depan, ada tiga dasar dalam analisis keuangan : analisis profitabilitas merupakan tingkat pengembalian investasi, analisis resiko merupakan kemampuan memenuhi komitmennya. Analisis sumber dan penggunaan dana.
            Analisis prospektif merupakan peramalan hasil dimasa depan, dilanjutkan dengan Valuasi yang mengubah ramalan hasil dimasa depan menjadi estimasi nilai perusahaan.
Laporan keuangan merupakan dasar dalam pengambilan keputusan yang diselanjutkan dianalisis untuk dapat di ambil tindakan-tindakan yang disertai dengan analisis-analisis yang disebutkan diatas. Agar pengambilan keputusan dapat mengambilkan keputusan yang tepat dan menguntungkan.

Sabtu, 05 Maret 2011

Dalam posting kali ini saya akan mencoba membahas latian 2-8 pada buku karangan John j.wild, dkk. Financial Statement Analysis Edisi 8 buku 1.

Latian 2-8

Laporan keuangan merupakan sumber utama informasi mengenai suatu perusahaan. Ramalan, laporan dan rekomendasi dari analisis merupakan sumber informasi alternative yang terkenal :
Diminta :
a.    Diskusikan kelebihan informasi laporan keuangan untuk para pengambil keputusan   usaha
b.    Diskusikan kelebihan informasi ramalan analisis untuk para pengambil keputusan usaha.
c.     Diskusikan bagaimana informasi pada (a) dan (b) saling terkait.     
.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan diatas menurut pendapat saya pribadi. Disoal ditulis “pengambil keputusan”, pengambil keputusan dapat dibedakan menjadi dua pihak : pihak intern yaitu manajemen, owner, karyawan. Pihak ekstern : pemerintah, investor, kreditor. Laporan keuangan merupakan pertanggungjawab manajemen kepada pemilik atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan atas kepercayaan menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Ramalan laporan keuangan merupakan prediksi kejadian ekonomi yang akan terjadi dimasa akan datang, biasanya investor dalam membuat ramalan masa depan dibantu oleh perantara informasi yaitu analis. Apa yang menjadi inputan untuk membuat ramalan itu sendiri, input yang digunakan adalah pertama, laporan keuangan yang dihasilkan manajemen pada periode akuntansi yang bersangkutan, kedua, pengungkapan sukarela, maksudnya ungkapan yang berita penting mengenai perusahaan yang dilakukan oleh manager perusahaan tersebut pengungkapan manager ada yang bersifat merugikan dan menguntungkan. Ada beberapa alas an manager melakukan hal ini mungkin manager terdesak dengan tuntutan hukuman yang ditunjukan kepadanya, dll. Ketiga berita ekonomi, industry dan perusahaan. Berita ekonomi seperti tingkat bunga, pertukaran mata uang asing, dll. Berita industry seperti perubahan harga komoditi, pesaing, peraturan pemerintah. Informasi khusus mengenai perusahaan yaitu akuisisi, perubahan manager, perubahan auditor. Dari berbagai sumber analisis untuk membuat ramalan keuangan diharapkan dari sudut pihak ekstern, investor membuat keputusan yang tepat mengenai perusahaan mana yang akan ditanamankan modalnya apakah menerima atau menolak, dan investor mengharapkan feedback (umpan balik) dari dana yang di setorkan kepada pihak yang menerima. Dari pihak manajemen, membuat rencana kedepan untuk memajukan perusahaan tersebut, seperti menaikan laba sebesar 30% dari tahun sebelumnya, meningkatkan pangsa pasar dan volume produksi.
            Laporan keuangan sepenuhnya menjadi tangungjawab manajemen, informasi laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja manager dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan dan tercapai atau tidaknya rencana perusahaan yang telah tercantum dalam anggaran perusahaan. Selanjutnya bagi pihak ekstern dan direksi informasi laporan keuangan tersebut berguna apakah manager yang ada telah harus diganti atau tidak, bagi investor apakah akan mempertahankan/menjual/membeli, berdasarkan analisis dari informasi laporan keuangan tersebut. Bagi pemerintah , laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor independent. Untuk menetukan besaran pajak yang dipungut dari laba yang dihasilkan selama periode akuntansi.
            Apa hubungan keduanya, pada dasarnya pemakai informasi laporan keuangan ingin mendapati laporan keuangan yang relevan, andal dan dapat dibandingkan dan konsisten. Informasi dapat dikatakan relevan jika, “memiliki nilai prediksi” maksudnya dapat membantu pembuat keputusan memprediksi hasil dimasa depan, dan “memiliki nilai umpan balik”. Meskipun laporan keuangan tersebut semula hanya prediksi investor, sejauh ini laporan laba tidak jauh berbeda dengan hasil akhir.  Dikatakan “andal” jika disajikan dengan jujur dan netral. Dapat dibandingkan dan Konsisten merupakan kualitas sekunder atas informasi akuntansi. Konsisten memakai prosedur akuntansi yang tetap tiap periode akuntansi, jika berbeda dicantumkan jenis dan alasannya. Dapat dibandingkan dengan data-data yang ada (catatan akuntansinya). 

Sabtu, 19 Februari 2011

Dalam posting kali ini saya akan mencoba membahas latian 1-8 pada buku karangan John j.wild, dkk. Financial Statement Analysis Edisi 8 buku 1.

Latian 1-8
Neraca akhir tahun Mixon Company sebagai berikut :   (dalam satuan Dollar)


Keterangan
           2003
          2002
          2001
Kas
30.800
35.625
36.800
Piutang Usaha, bersih
88.500
62.500
49.200
Persediaan
111.500
82.500
53.000
Beban dibayar dimuka
9.700
9.375
4.000
Aktiva Tetap, bersih
277.500
255.000
229.500
Total Aktiva
518.000
445.000
372.500
Utang usaha
128.900
75.250
49.250
Wesel bayar jangka panjang yang dijamin dengan hipotek aktiva tetap
97.500
102.500
82.500
Saham Biasa, nilai nominal $10
162.500
162.500
162.500
Laba ditahan
129.100
104.750
78.250
Total Kewajiban dan Ekuitas
518.000
445.000
372.500

LAPORAN LABA/RUGI

Keterangan
2003
2002
Penjualan
672.500
530.000
Harga Pokok Penjualan
410.225
344.500
Beban operasi lainnya
208.550
133.980
Beban Bunga
  11.100
  12.300
Pajak Penghasilan
    8.525 +
    7.845 +
Total Biaya dan Beban
(638.400)
(498.625)
Laba bersih
34.100
31.375
Laba per saham
2,10
1,93


***********************************************************************************
Mengacu pada laporan keuangan diatas. Diketahui informasi tambahan tentang perusahaan sebagai berikut :
Harga Pasar Saham Biasa, 31 Desember 2003 $ 15,00
Harga Pasar Saham Biasa, 31 Desember 2002 $ 14,00
Deviden tunai tahunan perlembar saham tahun 2003 $0,30
Deviden tunai tahunan perlembar saham tahun 2002 $0,15

Untuk mengevaluasi profitabilitas perusahaan, hitunglah untuk tahun 2003 dan 2002 :
1. Pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa ( return on common stockholder’s equity)
2. Rasio harga-laba (price-earning ratio) per 31 desember
3. Imbal hasil deviden (dividend yield)

Hasil
1. Tingkat pengembalian atas ekuitas biasa
Formulanya : (Laba Bersih)/(Rata-Rata Ekuitas Pemegang Saham)

Tahun 2003= ($ 34.100)/(($ 291.600 + $ 267.250))=0,06101

Tahun 2002= ($ 31.375)/(($ 291.600 + $ 267.250))=0,05614


2. Rasio harga terhadap laba
Formulanya : (Harga Pasar Per lembar saham)/(Laba per saham)

Tahun 2003 = ($ 15,00)/($ 2,10)= 7,41285

Tahun 2002 = ($ 14,00)/($ 1,93)= 7,25388


3. Imbal hasil deviden
Formulanya : (Deviden tunai per saham)/(Harga pasar per lembar saham)

Tahun 2003= ($ 0,30)/($ 15,00)= 0,02

Tahun 2002= ($ 0,15)/($ 14,00)= 0,01071